Puisi Nasib Penipu | Selly Yustiawati dan Malinda Dee

Bookmark and Share
Puisi Nasib Penipu
Rendy Purnama

Selly Yustiawati dan Malinda Dee

Dinginya tembok dan lantai penjara
menyadarkanmu atas tingkah dan lakumu
Sekarang yang ada hanya penyesalan
dan hari-harimu...tak akan lagi seceria bebas bagai burung

Menghitung hari dan kalender usang
didinding yang kumuh tembok pembatas kehidupan
dan mata-mata liar selalu mengawasi gerak-gerik
tapi semua itu terlambat dan hanya sesal
membumbung sampai ubun-ubun

Tetes air mata dan raut murung
jadi pemandanganmu sehari-hari
tak ada lagi senyum kepongahan
tak ada lagi tawa renyai yang mengikuti hari-harimu

Sekarang kehidupan berganti
bagai roda dunia berputar
atas nafsu dan keserakahan dunia
yang telah kau tanamkan
di relung-relung hatimu yang palsu

Harga yang mahal memang harus kau tebus
melewati hari, minggu, bulan ke bulan
entah sampai kapan...?
sampai coretan kepedihan mengotori...
setiap sudut dinding penjara

Apakah kehidupan mereka telah berakhir..?
jawabnya.., pasti belum...!
masih ada sidang para malaikat
yang lambat laun akan menjemputnya.


Jakarta, 31 Maret 2011

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar